Di film tersebut, Jamila menjadi seorang tahanan penjara setelah menewaskan seorang menteri. Kejadian itu bermula setelah terjadi pertikaian antara Jamila dan menteri tersebut. Sebenarnya Jamila adalah kekasih dari menteri tersebut. Tetapi, Jamila kecewa setelah mengetahui bahwa menteri tersebut berencana menikah dengan orang lain karena dijodohkan oleh ibunya. Hal itu membuat Jamila sempat marah dan syok.
Merasa dikhianati, Jamila mencoba mempermalukan menteri tersebut di sebuah acara pelelangan barang. Menteri tersebut kesal dengan sikap Jamila dan malam harinya Ia mendatangi kediaman Jamila dan pertikaian pun terjadi hingga tidak sengaja Jamila membuat menteri tersebut meninggal dan menjadi buronan polisi.
Masa lalu keluarga Jamila memang memilukan. Kemiskinan membuat orang tua Jamila menjadi hilang akal. Jamila dan adiknya diberikan kepada orang lain dengan iming-iming uang. Bisa disimpulkan bahwa Jamila dan adiknya menjadi korban perdagangan anak. Walaupun setiap anak yang lahir di daerah tempat tinggal Jamila selalu dilantunkan doa-doa yang baik. Aktifitas perdagangan seperti itu masih saja terjadi. Faktor utamanya yaitu kemiskinan.
Caption: nenek miskin jual gorengan

Source: pixabay Tukhanh
Banyak orang melakukan demo dan menuntut agar Jamila mendapat hukuman paling berat. Jamila dianggap sebagai perempuan rendahan yang tidak pantas mendapatkan pengampunan atau grasi dari presiden. Jamila dianggap sebagai aib negara. Jamila memang memutuskan untuk tidak menginginkan pengampunan karena merasa bahwa itu hanya akan memperpanjang penderitaannya.
Caption: perempuan kesepian

Source: pixabay Victoria_Borodinova
Di film ini terdapat soundtrack yang lumayan bagus. Judul lagu soundtrack tersebut yaitu "lelahku berlari". Lagu beserta lirik dari lagu tersebut dibuat oleh seorang komposer musik asal Indonesia bernama Thoersi Argeswara. Sedangkan penyanyi dari lagu tersebut merupakan seorang perempuan bernama Vorega Badalamenti.
Lirik Vorega Badalamenti - Lelahku Berlari
Jejak kecil menjauh berlari.
Seakan tiada ujung kan tergapai.
Kereta api yang datang menjemput.
Tinggalkan rumah yang semakin jauh.
Lelah rasanya melihat.
Ku berdiri dan mereka duduk di sofa.
Dalam hati aku merajuk basi.
Dan tangis yang tak kian henti.
Bacakan aku cerita kita.
Untuk mengenang yang kupunya.
Bacakan aku cerita kita.
Untuk melihat adikku di surga.